11.1.10

part 3

Di pojokan aku makan, sambil menyalakan rokokku, banyak pria hidung belang memperhatikanku. Ah tak peduli, ini hidupku. Berani kau menyentuh tak segan-segan ku patahkan lehernya! Seram? Tidak. Ini biasa.

Kali ini om-om hidung belang berani mencolekku, tanpa pikir lama ku tampar wajahnya. Kericuhan terjadi. Kini aku terkepung bersama para lelaki haus belaian. Brengsek, umpatku. Aku tak bisa tinggal diam. Sial, pria berkumis itu mencoba menciumku. Ku tendang selangkangannya. Kini mereka mulai menyerangku berbarengan. Ah ini neraka! Aku menubruk mereka, ah mereka mabuk! Kesempatan untukku lari. Aku kedalam mobilku dan menginjakkan gas sedalam-dalamnya dan pergi dari tempat laknat itu. TUHAAAAH APA DOSAKU?! Ingin aku menangis, tapi percuma. Tak ada yang peduli, aku sendiri.

Handphone ku bergetar, "Beloved Mom". Pesan dari ibuku. Oh kupikir dia lupa padaku. Kupikir dia nyaman di negaranya bersama suami barunya. Peduli setan, kini dia di Jakarta. Dan aku di Jogja. JAUH DARINYA. Entah kenapa aku masih tidak peduli dengannya. Jujur aku kecewa ketika ia lebih memilih menikah lagi setelah ayahku meninggal 6 tahun yang lalu. Ya kini aku berusia 20 tahun. Pekerjaan? Aku tak butuh. Ayah tiriku mengirimi ku berlebih. Cukup untuk anak cucuku nanti kedepan. Sesungguhnya aku beruntung memiliki ayah yang kaya. Tapi dia tak pernah memberiku kasih sayang. Sekali sampah akan tetap sampah. Kenapa contact dia di ponselku kunamakan 'beloved mom'? Jujur, itu hanya formalitas.

Aku memarkir mobilku. Turun, masih merokok dan lagi-lagi orang-orang mabuk. Meski kini mereka tak menggangguku, tapi aku benci pria pemabuk. Ayah tiriku, pemabuk. Adikku berumur 5 tahun, andai ia tahu bahwa aku membenci ayahnya.. Oh dia terlalu muda untuk memahami realita. Sebenarnya, nama Gugah Adikirana Putri ini ditambahi nama belakang, yaitu Smith. Ayah tiriku, Billy Joseph Smith dan adik tiriku, Maurice Emmanuel Smith. Ibuku menikah di Jerman. Aku tak ingin ikut. Teringat akan ayahku..


(bersambung)

1 comment: