23.1.10

?

mungkin mau cerita tentang perasaan akhir-akhir ini yang ngegantung. gatau yah kenapa..

gue kangen kehidupan lama gue, gak punya beban. meskipun hidup gak punya tujuan tapi rasanya, seneng aja. ada aja kejadian yang seru buat hari ini dan seterusnya..

sepi? mungkin hal yang udah biasa gue hadapin. dan sorry gue jadi motong cerita2 gue yang sebelumnya. gue udah mindahin semua puisi, cerpen dan sebagainya kesini. biar blog gue ini gue isi tentang perasaan gue dan kehidupan sehari2 gue :)

tadi pas pulang sama erli, gue denger lagu yang kalo gak salah penggalan teks nya tuh gini 'if you love someone, be brave to say that' kurang lebih gitu lah. si erli bilangnya sih itu lagu lama. tapi gue pernah dinyanyiin ato gak ada orang yang ngomong kaya gitu. entah siapa gue juga lupa -___-"
yang jelas dia orang yang deket sm gue, dan itu pas saat gue jatuh cinta sama pria desember. yah entah lah skrg gue sebut dia apa. biar dia jadi cerita gue..

biar dia jadi lembaran, masa depan. demi ironi dan kepasrahan ini.

16.1.10

part 4

Ayah.. hal terakhir yang ku ingat tentangnya hanyalah kepahitan.


Dan di ponselku terpampang fotoku dengan seorang pria. hal terindah dengan pria itu. yang buatku mencampakkan Arial. Tak pernah menjadi milikku, tp selalu bertengger indah di relungku. Siapa pria itu? Entahlah. Statusku dengannya tak pernah jelas. Dan ketika aku memilih Arial, aku harus menyimpan itu. dan kini aku mengembalikan foto itu di layar ponselku. saat dimana ia merangkulku, tidak ia bukan sepupu bahkan pamanku. mungkin ia memang lebih dewasa dariku, umur kami terpaut 4 tahun. dia mengerti diriku bagaimana aku. dia selalu berusaha menjadi yang aku mau, tapi tak pernah mengumbar status. aku mencintainya..

Dan kini pria itu pergi, aku pun berusaha menutupi kehilangan itu. meskipun aku terluka. Pramuditya Bismakara. aku menyebutnya Bisma. kenangan ku dengannya, ia terkadang menjadi kakak untukku, menjadi teman. terkadang melindungiku. dan aku setiap hujan berada dipelukannya. dulu aku mencintai hujan. Dan kini? jujur aku membenci hujan. hujan membuatku terenyuh dipelukkannya. dikala ia mengecup bibirku, menyentuh tengkuk dan mendekapku. ia tahu aku kesepian. dan pelukannya..

terakhir aku bertemunya 1 bulan yang lalu, di bandara itu. ia mengecup bibirku, lagi. dan ia pergi. mengejar apa yang telah menjadi mimpinya. dan hingga kini ia belum kembali, entahlah. Bisma. Pria luar biasa menghiasi desemberku.

11.1.10

part 3

Di pojokan aku makan, sambil menyalakan rokokku, banyak pria hidung belang memperhatikanku. Ah tak peduli, ini hidupku. Berani kau menyentuh tak segan-segan ku patahkan lehernya! Seram? Tidak. Ini biasa.

Kali ini om-om hidung belang berani mencolekku, tanpa pikir lama ku tampar wajahnya. Kericuhan terjadi. Kini aku terkepung bersama para lelaki haus belaian. Brengsek, umpatku. Aku tak bisa tinggal diam. Sial, pria berkumis itu mencoba menciumku. Ku tendang selangkangannya. Kini mereka mulai menyerangku berbarengan. Ah ini neraka! Aku menubruk mereka, ah mereka mabuk! Kesempatan untukku lari. Aku kedalam mobilku dan menginjakkan gas sedalam-dalamnya dan pergi dari tempat laknat itu. TUHAAAAH APA DOSAKU?! Ingin aku menangis, tapi percuma. Tak ada yang peduli, aku sendiri.

Handphone ku bergetar, "Beloved Mom". Pesan dari ibuku. Oh kupikir dia lupa padaku. Kupikir dia nyaman di negaranya bersama suami barunya. Peduli setan, kini dia di Jakarta. Dan aku di Jogja. JAUH DARINYA. Entah kenapa aku masih tidak peduli dengannya. Jujur aku kecewa ketika ia lebih memilih menikah lagi setelah ayahku meninggal 6 tahun yang lalu. Ya kini aku berusia 20 tahun. Pekerjaan? Aku tak butuh. Ayah tiriku mengirimi ku berlebih. Cukup untuk anak cucuku nanti kedepan. Sesungguhnya aku beruntung memiliki ayah yang kaya. Tapi dia tak pernah memberiku kasih sayang. Sekali sampah akan tetap sampah. Kenapa contact dia di ponselku kunamakan 'beloved mom'? Jujur, itu hanya formalitas.

Aku memarkir mobilku. Turun, masih merokok dan lagi-lagi orang-orang mabuk. Meski kini mereka tak menggangguku, tapi aku benci pria pemabuk. Ayah tiriku, pemabuk. Adikku berumur 5 tahun, andai ia tahu bahwa aku membenci ayahnya.. Oh dia terlalu muda untuk memahami realita. Sebenarnya, nama Gugah Adikirana Putri ini ditambahi nama belakang, yaitu Smith. Ayah tiriku, Billy Joseph Smith dan adik tiriku, Maurice Emmanuel Smith. Ibuku menikah di Jerman. Aku tak ingin ikut. Teringat akan ayahku..


(bersambung)

10.1.10

part 2

dan HALO JOGJAAAAAAAAAAAAAAAAAA! Wow excited! Atmosfir, rasa dan penciuman pun berbeda. Tentu, crowdnya juga sangat berbeda dengan Jakarta.


Baru saja aku sampai, ponselku sudah berdering. "ARIAL". Ah pria itu, tak bosannya dia menggangguku.

"Dimana? Ku temui dirumah kata Bibik mu itu, kamu pergi. Kemana?", "Jogja.". Singkatku, "Oh masih marah padaku?". Arial salah, tentu dia salah. Ah ya percuma aku berbicara pada si otak udang ini. "Gah, jawab. Kamu marah?". Ih, apa kaca di dunia ini sudah pada retak? Masih tak sadar juga. Bagaimana aku tidak marah, berani-beraninya dia membentakku di depan orang lain. "Maafkan aku, aku keterlaluan.", Baguslah kau sadar pria sombong! Jujur, sebagian lagi memang salahku. Tapi egoku tak mau mengakui, tentu. Mengakui kekalahan berarti sama saja aku menjatuhkan harga diriku. Dan baru saja aku sampai stasiun Tugu, Arial sudah menelponku. Jenuh. Tentu.


Aku pergi menyewa sebuah mobil, dengan mobil ini aku bisa pergi kemanapun selama seminggu. Ya aku menyewanya untuk seminggu. Aku menginap dihotel, hotel kecil. Cukup nyaman. Aku terlelap hingga pukul 2 pagi. Belum mandi, belum makan. Lapar. Mungkin petugas telah mengetuk berulang kali mengantarkan makanan. Yah sudahlah. Kali itu aku berkeliling Jogja, sendirian. Takut? Tidak. Buat apa aku juara Tae Kwon Do tapi aku takut pada orang-orang yang menggangguku? Useless. Oke, aku berhenti di tukang nasi kucing di pinggir jalan malioboro. Sempit. Jorok. Tapi peduli setan, aku lapar!


(..bersambung..)

sebuah cerita bersambung

Gugah Adikirana Putri


perempuan ini, ku gambar kan sebagai tokoh utama. dan ini lah aku Gugah Adikirana Putri. cerita singkat bersambung ini ku persembahkan kepada Pria Desember.


Gugah's.


"mbak Gugah," ketukan dipintu.. memaksaku bangun. mentari telah terbit diufuk. handphone ku juga berdering berulang - ulang kali. Sial, umpatku. tertera di layar "Arial", oh ya pria yang belum lama jadi pacarku ini telah berulang kali menelponku. Kiranya dia aku lupa akan janjiku, sejujurnya memang aku lupa. beginilah, hidup sendiri. hanya dengan pembantu. jenuh? tidak. ini hidupku. aku berhak mengaturnya. Orang tua? Masalah kompleks. dan dont mind it.



Kemang, 12.30 Siang



"Kamu tau ini jam berapa?",
"Tau.",
"Kenapa kamu terlambat?",
"Bukan urusan kamu!",
"Kamu egois!",
"Terserah, ini hidupku. Apa urusanmu?".


Maaf Arial. ini hidupku. bukan hidupmu.

Seketika atmosfir ini berubah tegang. aku melunak, "Maaf,". Entah kesekian kali aku keras kepala. Seharusnya aku sedikit mengerti dirinya khawatir padaku. Tapi entah mengapa rasa itu sama. Datar.

Kali ini kami sibuk memesan makanan. handphone Arial berdering dan memecah konsentrasi. Yah mengganggu tepatnya. Toh itu bukan urusanku, peduli setan.


2 minggu berlalu setelah kejadian itu, kami berpisah. Yah Arial bagian dari permainanku, meski dia yang pertama. Setelah kejadian Arial. Aku memutuskan pergi ke Jogja. hidup yang menumpang dari orang tuaku hingga ku dapatkan kerja membuatku lebih banyak menghabiskan uang daripada mengumpulkannya.


Stasiun Gambir, 07.30 Pagi


Kereta Api jurusan Jogja telah ada, dan aku telah masuk. Sepi. Lengang. Ya pasti, mana ada yang bisa liburan ditengah hiruk pikuk kesibukan kerja. Pasti semua berpendapat, Jakarta Gitu loh..
yah memang itulah adanya. Jakarta. Pembunuh, pemberi hedonis. Candu.

Kenapa aku tidak memilih pesawat? Klise. Aku ingin melihat pemandangan. Kapan lagi aku dapat melihat sawah yang masih asri? Jawabannya, Jarang. Dan hampir tidak pernah. Arloji menunjukkan pukul 9. Ah ini udah nyampe mana ya.. Lengang. Mengantuk. Aku memutuskan untuk tidur. Yah akibat insomnia..

(..bersambung..)

7.1.10

let the rain erase my pain away..

this time, i would like to say goodbye to December-Guy.. i promise this is last post about him.. i swear..

he still on my life, but i decide to do not love him anymore. it feels like i lost a half of my life. but it will be ok, as long as he still be my friend. i know he like me just like his bestfriend, even i dissapointed. but what should i do. i can do nothing. just keep dreamin and wishing..

meski aku mencintaimu, aku lebih memilih untuk melepasmu.. hilangkan dirimu dari benakku, meski tak mudah.. aku lebih merasa susah untuk menerima kenyataan bahwa kau tak mungkin jadi milikku. kini aku menutup lembaran itu, menyimpannya. ku simpan di tempat tak terjamah. ku simpan di tempat terindah. karena seperti dirinya yang memang indah. dan kini ku melepasmu di mata hujan. demi hujan kini aku melepasmu..

demi hujan yang menghiasi saat aku dan kamu. demi titian angan yang hubungkan imajimu kepada mimpi-mimpiku. kini aku sendiri tanpa dirimu, jujur tak mudah melepasmu. karena diri ini bergantung akan dirimu. kini dibalik segalanya itu, tersimpan rasa sesak. membendung dan terluka.

ku menaruh segalanya di pelupuk mataku, kini air mata menyapunya demi hujan. aku suka hujan demi pria desember, aku menyukai pria desember demi hujan. dan kini aku bergantung pada hujan dan pria desember. menghiasi angan dan mimpiku, setiap aku bersujud ku hanya memohon sedikit iba mu. lelah aku menanti, kini kututup luka itu dengan luka yang lebih dalam. kini aku membuat luka, membuat sakit itu menjadi-jadi. salahku? ya salahku menaruh harapan lebih padanya. menaruh segalanya tanpa tahu isi hatinya. ya isi hatinya yang selalu ku tebak. dan kini hatinya ku tahu bukan untukku.

meski dahulu kau menaruh segalanya padaku, meski dahulu kau lindungin ku dari segala angan buruk. meski dulu dirimu menjadi penyandar masalahku..

tapi itu dulu, dan kini telah berubah.. berubah menjadi angan dan pergi dari kehidupanku.. kini telah berlalu, dan hatiku pergi dari pelabuhannya. harapanku hancur. kini aku berhenti mengharapkan mu..

dan dahulu itu berubah menjadi kenangan manis untukku dan dirinya..

pria tanpa identitas, spesial dan berharga di mataku sampai entah kapan, buatku hargai apa yang ada dan menjadi sosok pria penuntunku. semoga, dan tak tahu kapan ku taut hatinya.. tak hanya raganya, beserta jiwanya

bawa aku, tuntun aku.. kedalam anganmu jauh. menjadi penghibur dikala diri ini resah, menjadi cahaya. kembali menjadi matahariku..

kau torehkan senyuman, kubalas segalanya penuh luka. tak lagi berharap. tak lagi menanti. yang kini kuhadapi mentari panas tanpa sosok dirimu menjadi semangatku.

suatu hari entah kapan, dikala malam tiba. dikala heningnya rembulan, ku harap hati ini kan berucap.. entah siapa yang akan lebih dulu, entah siapa yang berkata.. mungkin bukan aku..

kini doaku terjawab sudah, penyerahanku, sujudku dan airmataku menjadi jawaban semua ini..


dan kini biarkan hujan kembali menyirami atap itu, toh kini aku telah menyerah..

6.1.10

inspirasi dari Maliq - Coba Katakan

Coba coba katakan kepadaku bahwa kita sedang berjalan menuju satu alasan
Janganlah kau katakan bila kita memang tak ada tujuan dari apa yang dijalankan

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Coba coba katakan kepadaku sekali lagi bila kita memang benar akan kesana,
Buktikan dan buat aku percaya bahwa kita bisa mewujudkan bahagia..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Ohh.. Oh.. Habis sudah semua rangkai kata..
Telah terungkap semua yang kurasa..
Yang kuingin akhir yang bahagia.. hoo..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Wohoho.. Dudududu…
Wohoho.. Dudududu…

Yang ku inginkan..
Satu tujuan..
Sebuah kenyataan..
Bukan impian..
Bukan harapan..
Bukan alasan..
Satu kepastian..

Coba katakan..
Coba katakan..
Coba katakan..
Coba katakan..





this song make me got so much inspiration..


hari ini.. sendu seperti biasa, hari ini... tak berbeda. hanya diisi dengan lagu ini, menjadi penyemangatku tanpa Pria Desember.

ku biarkan kau tersimpan tak terjamah ya Tuan Maha Indah

5.1.10

biarkan desember..

akhir-akhir ini..

perasaan mudah goyang, mudah untuk berbicara kasar dan menyimpan amarah. jujur aku masih labil. kini aku lebih mudah mendendam, meskipun kini aku mencoba untuk tidak menyimpan dendam itu..

now i feel something has gone, its a bad one. so i can filled it with the good one. i still cant believe what happen last night..

yah, terkadang sesuatu yang udah terjadi suka kita sesalin meski udah useless. dan kini sesal itu meradang. kenapa? karena aku terlalu memupuk perasaan yang mungkin tak berarti untuknya..

yah pria desember itu, masih terngiang..

aku teringat akan janjinya dikala hujan, teringat kenangan manis. saatnya untuk aku kubur dan biarkan segalanya menjadi memori. kini aku menyerah, untuk hal yang tak pasti ini.. meski diriku ku yakin tak kuasa menahan segala nyeri. tak rela kehilangan, tapi ku tetapkan biarkan aku berdiri tanpanya. aku begitu membebaninya..

wajahnya..

biarkan hiasi relung hati ini, meski hanya sekedar kenangan.. ku harap aku dapat menjadikannya hadiah tuhan

biarkan sepi ini menjadi temanku, pengisi lembar selanjutnya. biar matahari itu pudar, biar awan itu menghitam dan biarkan malam berhenti pijarkan sang bulan.. meski tak dapat kututupi diri ini tetap tergoda oleh dirinya, Makhluk Ajaib..

kututup 2009.. biarkan desember itu menjadi yang terindah bagiku. biarkan desember itu berhenti menjadi pengganti rokok-rokokku. biarkan desember itu terngiang diantara harmoni hati. biarkan desember itu indah dengan sendirinya. biarkan desember itu menjadi yang ku cintai.. meski kuharap menjadi yang terakhir


demi hujan yang mendera hari ini, demi hujan yang menyiram atap rumahmu. demi hujan yang hiasi kenangan, diriku dirimu.. entah sampai kapan aku akan bergantung pada hujan ini

setiap butirnya mengalir dari relung, meresap hingga ujung hati..

biarkan hati berbicara..

4.1.10

-

hmmm... menghela nafas dulu..........

sepertinya aku masih belum tahu dimana ku mulai ketikan ku kali ini. oke, lebih baik aku tulis, anganku kali ini masih tentang Pria Desember


kali ini, aku tak berhubungan dengannya. terakhir ku pandang wajahnya ketika sabtu. and your eyes, it was different. i still got your beautiful colour in both of it but i didnt catch what you mean yesterday. it might be negative, but you got different. youre gorgeous. and now i feel something inside you, stronger.


did he know, he changed me. he make me different, make me lookin forward. looking for the future. mature. but i cant hold on like this, he got me hooking up on his palm. and he really now, i love him damn badly..

December-Guy..

people probably guessing who you are, the one who changed me to be a better and wise person. and i think im gonna better with you, but you think youre gonna better without me :')


sometimes, we dont know whats gonna we're facing today..


and yeah, barusan.. ive got bad news and it makes my mood turn into red haha but i try to keep my spirit on fire!

yeah its about a boy who try to get closer to me but he like someone else then he told me, its okay but when his friend said he want to be my boyfriend if the girl that he's chasing for is ignore him. it hurt me bad. and one day god keep my revenge, in hell.



and it just make my mood turn down and make me lazy to continue this post. sooooo better i sleep and forget about this fvckin night, and astalavista baby!

3.1.10

Pria Desember

cerita ttg makhluk spesial ini..



no we're on january, we pass this december with happiness..

i dont wanna looking back, lookin forward and seeking future


january, i still in love with you. nothings happen but i still lookin at you. still wishing, still beg to god, still praying.

masih berharap, tetap berdoa.

mungkin di Januari ini, akan ku ubah harapanku. kecintaanku kuharap memudar. tak lagi mengagungkan namamu. kenapa masih Pria Desember? karena di desember itu.. banyak kenangan yang aku lewati bersamanya. januari? apa masih menyimpan hujan? pesona pelangi dikala habis hujan.

sepertinya, hujan itu berbeda. dinginnya menusuk. seperti tatapannya di hari yang lalu. aneh. tapi aku tak berani menatapnya. berbeda..

tapi masih mencintai dirinya.


pernahkah terbesit dipikiranmu untuk mencintaiku? mungkin tak bisa kupungkiri, diriku ini berharap jauh. terlena dalam keremangan, kehampaan. tak bisa kupungkiri, aku pun benci sendiri ini.

aku buatku jauh lebih dewasa, menghargai apa yang ada. suatu hari aku perlu berterimakasih padamu, Pria Desember..

meski dirimu tak pernah ku rengkuh, meski dirimu tak dapat aku gapai, meski diri ini mengharap belas kasih dari tangan tak terjamahmu..

waktu itu, seandainya..

ya seandainya..

terkadang, aku berharap dan berkata seandainya.. tapi ingin kulakukan lebih, ya aku mau merealisasikan. tp itu tak mungkin. tapi tuhan berkata lain, dia diberikan untukku, menjadi pencerahku. meski kini telah pudar..


ku harap januari ini, menjadi yang baru untukku..

dirimu menjadi pria hujan, tak lagi desemberku.. desemberku tak akan abadi. tp ketika dirimu berubah hujan, menjadi abadi dan datang tanpa kuduga. aku cinta hujan demi desember? yah.. desember itu merubah hal kecil menjadi luar biasa.

pria yang kutunggu dari awal desember hingga awal januari. pria luar biasa. luar biasa luar dalam.. (baca gak ya dia hehehe)

if i could then i would, but i couldnt then i give up..

entah kini kekukuhan ku runtuh, berhenti menjadi wanita tegar. lelah berpura-pura. aku terlalu mencintainya.... kuharap ini berakhir.



mencoba bertahan tapi tumpuan itu telah tiada. ya tuhan, kini telah januari..


akan kah desember itu bertahan?


demi pria desember aku akan cintai hujan. sampai rasa itu memudar, sampai pertahanan ini meluluh.

sampai diri ini tak sanggup lagi bertumpu...