karena setiap emosi
karena setiap elegi
berasal dari kehidupan
berasal dari kejadian
menjadi memori
menjadi kenangan
menjadi pusat
menjadi trauma
berlanjut dengan air mata
berhenti dititian harapan
melanjutkan setiap serpihan angan
berjalan terseok
bertumpu pada hal yang tidak nyata
diabadikannya satu
dijadikannya potret kehampaan
sudah pupus, habislah
berputar, kini dibawah
menggantung
mencari tuan, mencari pencipta, yang didapat hanya hampa
tanya? maafkan lah dirimu sendiri