29.12.09

?


suatu ketika, dimana aku menginjakkan kaki disebuah tepian angan. aku berharap di angan itu, berharap di pelupuk mimpi itu. dimana aku melabuhkan segala asa dan harapanku. bergantung di keningku. menggantung tak lepas dari kedua bola mataku.

ya anganku itu kamu, tak lepas dari bola mataku. foto mu menggantung di setiap sudut ironi. mengharap belas kasih dari pujaan yang tak kunjung ada. yah, ku pikir ini mustahil. dirimu tak mudah ku tebak, tak mudah ku taklukan. meski dirimu kini ku yakin tak tergantikan, ku pikir diriku dimatamu tak berarti lebih. kini harapan itu memudar. ku lelah berada diatas. menjadi penyinar, menjadi bayangmu. menjadi sosok yang dapat bersembunyi dibalik awan hitam.

Pria Desember, begitulah ku sebut keindahan makhluk tuhan yang satu ini.

menjadi imajiner, bayang semu. berdiri di satu angan. menjadi pemicu. kini aku meneguk kepahitan. ya aku belajar melepas Pria Desember itu. pernahkah terbesit dianganku untuk kehilangan mu? setiap detik, ya. ku yakin ku akan melepasmu, dan ini lah yang tepat untuk aku pergi. membiarkan dirimu lepas dariku. kini kuletakkan kepasrahan mu di pangkuanmu.




Pria Desember, angan mu begitu luas, pikiran mu jauh lebih dariku. dan aku yakin, aku tak bisa bersanding denganmu. aku bukan lah yang kau mau.

kamu menjadi penyandar bagiku hingga di penghujung Desember ini. sosok luar biasa, tak terduga dan istimewa.

you might never know what ive been see in your eyes, i cared about you. but you never known about that. it was a quietly unpredictable..

i see somethings that ppl dont see inside you, you got bright eyes and wonderful brain. you got perfect things but you never realized. and ive been loved you from the December begun. and december come to the end..

should i stopped it or you wanna be my January-Guy? you'll be my endless december, the most gorgeous one and ive been waiting for you since i see your bright eyes..

demi Hujan ya Pria Desember, matamu buatku tenang. biarkan matamu jadi inspirasiku, teman sepi.

kali ini, aku cinta hujan demi Pria Desember.

Demi hujan yang kerap kali aku bertandang dibawah atapmu, aku bertekuk mengharapkan sepercik cahaya kasih hadir dalam bola matamu, untukku.

demi Pria Desember, demi hujan, dan demi awan tebal hitam yang menjadi peneduh panasnya emosi ini jikalau dirimu pergi..

3 comments:

  1. menyentuh, sayangnya pria december itu tidak tahu ketulusan hatimu :)

    ReplyDelete
  2. jangan sampe dia tahu dhen :)

    bahkan aku gak pernah harapkan dia tau..

    ReplyDelete